BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kesadaran merupakan kajian utama pada bidang Psikologi pada
era William James, namun menjadi tidak fokus utama ketika Psikoanalisis dan
Behaviorisme berkembang dengan pesat, namun sejak tahun 1970-an kembali menjadi
fokus dalam psikologi setelah banyak penelitian tentang kesadaran. Kesadaran
adalah suatu kondisi yang kompleks sehingga timbul beberapa teori dari berbagai
bidang untuk menjelaskan hakekat dari kesadaranmisal dari filsafat, psikologi,
neurosains, fisika kuantum, matematika, mistik, dan pendekatan Integral.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pelopor psikologi
seperti Sigmund Freud dan William James menaruh minat pada pengkajian kesadaran
dan ketidaksadaran pikiran. Walaupun demikian, pada sebagian besar abad ke -20,
banyak psikolog meninggalkan topik tersebut dan malah memusatkan pada perilaku
dan pada imbalan dan hukuman yang menentukan perilaku tersebut. Padahal pada
dasawarsa yang lalu, para psikolog dari berbagai cabang tertarik pada topik
kesadaran, termasuk hubungannya dengan bawah sadar.
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri
(awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang
individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus
eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang
secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya
terpusat.
Kesadaran merujuk pada keawasan kejadian eksternal dan sensasi
internal, termasuk keawasan terhadap diri sendiri dan berbagai pikiran tentang
pengalaman keadaan fisiologis saat seseorang sedang terlibat dengan lingkungan.
Dengan demikian, seseorang yang dalam keadaan tidur tidak sama kesadarannya
dengan ketika ia sedang dalam keadaan terjaga.
Secara
garis besar kesadaran itu dibagi menjadi 2 bagian:
1. Kesadaran
pasif
Kesadaran pasif yaitu keadaan dimana seorang individu itu bersikap
menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus eksternal
dan stimulus internal.
2. Kesadaran
Aktif
Kesadaran aktif yaitu keadaan dimana seseorang menitiberatkan pada
inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kesadaran manusia?
2.
Apa yang dimaksud dengan kesadaran kosmik?
3.
Bagaimana teori kesadaran menurut para ahli?
C.
Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesadaran manusia
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesadaran kosmik
3.
Untuk mengetahui bagaimana teori kesadaran menurut para ahli
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesadaran
Manusia Dan Kesadaran Kosmis
1.
Kesadaran manusia
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan
lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri
(melalui perhatian).
Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita
kepada dunia luar (Maramis, 1999).
2.
Bentuk kesadaran manusia
Menurut Maramis (1999) bentuk-bentuk kesadarannya, yaitu :
kesadaran normal, kesadaran menurun, kesadaran meninggi,kesadaran waktu tidur,
kesadaran waktu mimpi, kesdaran waktu disosiasi, trance, dan hipnotis.
1)
Kesadaran normal,suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu
sadar tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian, dan
orientasinya mencakup ruang, waktu, dan orang
dalam keadaan baik.
2)
Kesadaran yang menurun, suatu bentuk kesadaran yang berkurang
secara keseluruhan, kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran,
Tingkat menurunnya
kesadaran :
a.
Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan
atau lupa tentang suatu kejadian tertentu.
b.
Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap
stimulus yang masuk (mulai mengantuk)
c.
Somnolensi, menurunya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa
malas, dan ingin tidur)
d.
Sopor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan,
orientasi,dan pertimbangan
e.
Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran ditandai dengan tidak ada respon terhadap
rangsang yang keras,
3)
Kesadaran yang tinggi adalah bentuk kesadaran dengan respon yang
meninggi terhadap rangsangan. Contoh : Warna terlihat lebih terang dengan suara
terdengar lebih keras.
4)
Kesadaran waktu tidur, suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan
menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring da
tidak bergerak. Contoh :
·
Nonrapid eye movement sleep (nrem sleep) atau tidur tanpa gerak
mata cepat
·
Rapid eye movement sleep (REM sleep) atau tidur dengan gerak mata
cepat, 20%-25% dari lamanya tidur malam seorang dewasa muda dan ada hubungan
dengan mimpi.
5)
Kesadaran waktu disosiasi, suatu bentuk kesadaran ditandai dengan
keadaan memisahkan sebagian tingkah laku atau kejadian dirinya secara
psikologik dan kesadaran. Bentuk disosiasi, meliputi :
a.
trance, yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap
lingkungan yang biasanya dimulai dengan mendadak. Contoh :Kesurupan, permainan
kuda kepang, dan tari keris.
b.
Senjakala histerik atau histerical twilight state, yaitu kehilangan
ingatan atas dasar psikologik ditandai kesadaran menurun dan menyempit.
c.
Fugue, yaitu suatu periode penurunan kesadaeran dengan pelarian
secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stres (ada keinginan
besar untuk mengembara).
d.
serangan histerik, yaitu suatu penampilan emosional yang jelas,
dengan unsur menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan
lingkungan.
6) Hipnotis ialah kesadaran yang sengaja diubah melalui
sugesti.
3.
Kesadaran
Kosmik
Kesadaran kosmik adalah keadaan ketika kesadaran jiwa menjadi stabil dan
kesadaran mengamati hadir sepanjang waktu dalam kondisi terbangun,
bermimpi, dan tertidur. Keadaan kesadaran ini kadang-kadang digambarkan dalam
tradisi kuno sebagai kondisi lokal maupun non-lokal secara bersamaan. Diri
menjadi saksi bisu dari yang tak terbatas, namun tubuh dan
pikiran terkondisi local.
Kesadaran
kosmis merupakan puncak tertinggi dari nilai filsafat manusia yang dapat di
terjemahkan dalam ruang dan waktu, karena dengan kesadaran kosmis kita dapat
melihat atau menilai prilaku manusia yang mempunyai nilai-nilai positif atau
sebaliknya, sederhananya prilaku adalah representasi dari pemikiran, jika
seseorang yang memahami didalam kerangka berpikirnya tentang kesadaran kosmis
tetapi prilakunya tidak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, maka mereka adalah
orang-orang yang paradoks, atau mereka adalah seseorang yang tidak mempunyai
garis keseimbangan didalam kesusilaan jiwa dan jasadnya, karena sebuah garis
penyeimbang yang membuat kehidupan manusia menjadi “stabil”.
Garis
penyeimbang akan semakin tertampilkan didalam kehidupan jika manusia tersebut
dapat merelasikan nilai didalam pola pikirnya yang diejawantahkan kedalam pola
tindaknya, jadi titik tekan untuk kesadaran kosmis ini adalah kesinergisan
antara pola pikir dan pola tindak manusia. Dan ada beberapa pendeskripsian
berbeda tenttang kesadaran kosmis, dua pendeskripsian yang berbeda ini tidak
mengurangi kualitas value kosmis, seperti kesadaran kosmis adalah kesadaran
yang paling hakiki dan terfokus kepada garis penyeimbang kehidupan,
Contoh :
1.
Jangan
pernah mengotori secret jika tidak mau membersihkan secret
2.
Jangan
pernah berkata tentang kebenaran jika tidak mau melakukan sesuatu yang sesuai
dengan nilai-nilai kebenaran.
3.
Jangan pernah menyatakan sebagai organisatoris jika tidak mempunyai
rasa mencintai terhadap organisasi.
4.
Jangan pernah mengatakan suka dalam hidup berkelompok jika fakta
hidupnya tidak menghargai orang lain.
Contoh-contoh diatas yang mewakilkan tentang pendeskripsian
kesadaran kosmis. Dan jika kita lihat pada abad 20 kebawah, banyak filsuf atau
ilmuwan yang menjadi sukses bukan hanya semata-mata dapat menciptakan ilmu
pengetahuan baru, tetapi mereka dapat memahami tentang kesadaran kosmis dan
bertindak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, sehingga banyak masyarakat pada
saat itu yang mempercayai karena melihat prilaku filsuf atau ilmuwan tersebut
yang sesuai dengan kearifan dan bijaksana,
menjadikan buah ilmunya sebagai obat untuk memudahkan kehidupan
masyarakat.
B. Teori Kesadaran Manusia Menurut Para Ahli
1. Sigmund Freud
Menurut Freud
bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis
diibaratkan fenomena gunung es di tangah lautan luas yang ada dalam alam sadar
atau kesadaran, sedangkan yang berada dibawah permukaan air laut dan merupakan
bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak disadari atau ketidaksadaran. Menurut
Freud di dalam ketidaksadaran inilah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang
mendorong pribadi.
Dalam kehidupan
psikis terdapat tiga unsur penting yang membentuk kepribadian, yaitu : Das Es
(the id), Das Ich (the ego), dan Das UeberIch (the super ego).
Das Es (the id)
merupakan bentuk ketidaksardaran, aspek biologis kepribadian, dan memiliki
prinsip kesenangan berisi insting dan nafsu, terutama nafsu seksual (libido)
serta pendorong.
Das Ich (the
ego) merupakan kehidupan psikis, aspek sosiologis kepribadian, dan memiliki
unsur kesadaran yang memiliki kemmapuan menghayati secara lahiriyah dan
batiniah. Memiliki prinsip kenyataan dan mampu beradaptasi dengan kenyataan,
serta mampu menjadi filter keluarganya dorongan instingsif dari Das Es sehingga
dapat menghambatdan mengendalikan prinsip kesenangan.
Freud
mengemukakan teori topografi tentang,kesadaran. Tingat kesadaran menurutnya
dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : alam sadar, alam prasadar, dan alam tak sadar.
1.
Alam sadar
Alam sadar
merupakan bagian kecil dari kehidupan psikis yang merupakan sistem yang
disadari. Kesadaran ini diperoleh
melalui pengamatan
(persepsi) baik berasal dari luar dirinya (eksternal) maupun yang dari dalam
dirinya (internal). Alam sadsar memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam
prasadar.
Dalam kehidupan
psikis, ternyata hanya bahan-bahan yang berasal dari alam prasadar yang dapat
masuk ke alam sadar, sedangkan hal-hal lain berada diluar kesadaran. Kesadaran
itu sendiri merupakan fenomena subjektif yang isinya hanya dapat
dikomunikasikan malalui perilaku dan bahasa.
2.
Alam prasadar atau bawah sadar.
Alam prasadar
merupakan jembatan penghubung antara alam tak sadar dan alam sadar. Kehidupan
psikis alam prasadar disebut proses berpikir sekuder yang memiliki prinsip
kenyataan dan bertujuan menghambat munculnya keinginan instingtif, menghindari
ketidak senangan dan mengikat energi
psikis agar sesuai dengan kenyataan dan ajaran serta norma individu.
Alam prasadar
berisikan kehidupan psikis yang laten dan tanggapan yang dapat diingat sehingga
sewaktu-waktu dapat dimunculkan kembali melalui ingatan. Persepsi, dan
reproduksi. Alam prasadzr menjaga agar hasrat yang mencemaskan dan bertentangan
dengan realitas tidak keluar ke alam sadar.
3.
Alam tak sadar
Alam tak sadar
merupakan sistem dinamis yang berisi berbagaia ide dan efek yang ditekan atau terdesak.
Hal-hal yang ada dalam alam tidak sadar dapat dimunculkan kembali ke alam sadar
karena ada sensor maupun resepsi dari alam prasadar dibuat tak berdyaa seperti
pada pembentukan gejala neurotik, dalam keadaan mimpi, atau dikelabuhi melalui
lelucon.
Kehidupan
psikis pada alam tak sadar disebut proses berpikir primer yang mengutamakan
pemuasan keinginan dan erat berkaitan dengan prinsip kesenangan (hedoinisme)
dan naluri seksual. Alam tak sadar berisis kekuatan pokok, yaitu nafsu-nafsu
yang merupakan ungkapan libido sebagai sumber segala nafsu yang hendak tampak
keluar.
Menurut Kaplan
H. Dkk (1997),alam tak sadar memiliki 5 ciri, yaitu :
a)
Berhubungan ertat dengan dorongan insting, yaitu dorongan seksual
dan dorongan mempertahankan diri
b)
Isi alam tak sadar terbatas pada harapan yang mencari pemenuhan
sehingga menimbulkan motivasi
c)
Alam tak sadar ditandai proses beepikir primer yang memiliki tujuan
utama mempermudah pemenuhan harapan dan pelepasan insting yang diatur oleh
prinsip kesenangan.
d)
Ingatan yang berada dalam alam tak sadar mudah dilepaskan dengan
simbol verbal
e)
Isi yang ada dalam alam tak
sadar, untuk dapat disadari, harus melalui alam prasadar dengan mengalahkan
sensor penghambat.
Hampir semua tokoh-tokoh dari psikologi transpersonal, berusaha sedapat
mungkin memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka
seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi
modern mengarah kepada proses mental, maka definisi awal psyche
sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul, atau jiwa.
Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal
atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen penting kepribadian
manusia.Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun teorinya, tepatnya di tahun
1869, von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious.
Dalam buku tersebut ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, di mana Schopenhauer
sendiri secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam khazanah mistik Timur
: Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah kesadaran individu
terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang masih dalam bentuk
ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat ketidaksadaran ini
menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat. Sedangkan Freud
sendiri mengambil konsep Id dari buku George Groddeck, The Book of the It, yang
mengambil konsep eksistensi Tao Kosmos atau Ruh (spirit) Universal.
Apa yang dirintis Freud saat itu, setidaknya membuka jalan bagi suatu
pandangan bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah
bagian kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi
dalam dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah
manifestasi dari apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran.
Meskipun Freud menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran,
tapi ia berhasil membuka jalan bagi penerusnya dalam hal ini Jung untuk
menempatkan aspek spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.
Hampir semua
tokoh dari psikologi aliran ini berusaha memberikan arti bernuansa spiritual
terhadap kata psikologi. Mereka sering merujuk pada akar katanya, yaitu psyce. Jika definisi modern mengarah
pada proses mental, definisi awal psyche
sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul atau jiwa. Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah
psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen
penting kepribadian manusia. Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun teorinya,
tepatnya tahun 1869, Von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious. Dalam buku tersebut, ia menjelaskan
filsafat Schopenhauer, bahwa Schopenhauer pun secara eksplisit mengambil konsep
tersebut dalam khazanah mmistik Timur: Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya
bahwa di bawah kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang pada sebagian
besar orang masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan
membuat ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang menjadi sosok hebat. Adapun
Freud mengambil konsep id dari buku George Groddeck, The book of The It, yang mengambil konsep eksistensi tao kosmos
atau roh (spirit) universal. Hal tersebut setidaknya membuka jalan bagi suatu
pandangan bahwa semua yang tampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah
bagian kecil dari kepribadian. Manusia tetap memiliki aspek tersembunyi dalam
dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang tampak hanyalah manifestasi
dari apa yang tidak tampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud
menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, ia berhasil
membuka jalan bagi penerusnya (Jung) untuk menempatkan aspek spiritual terhadap
ketidaksadaran manusia.
2. Carl Gustav Jung
Pada mulanya ia
begitu diharapkan akan meneruskan jejak gurunya, Sigmund Freud, dalam
memperkuat teori psikonalisa. Hanya saja, penekanan yang berlebihan terhadap
seksualitas sebagai landasan pokok teori Freud, kurang memuaskannya. Tambahan
lagi, suatu visi, tepatnya mimpi yang begitu nyata, membuat Jung mulai membuat
penafsiran yang berbeda sebagaimana teori mimpi yang dibangun di psikoanalisa.
Pada tahun
1913, sebuah mimpi dialaminya. Ia melihat banjir besar meliputi seluruh daratan
Eropa. Bahkan sampai ke wilayah-wilayah pegunungan di Swiss, negerinya sendiri.
Ribuan orang tenggelam. Peradaban manusia di ambang kehancuran. Perlahan air
bah yang demikian besar tadi berubah menjadi darah. Visi tadi berlanjut
beberapa minggu kemudian dengan mimpi musim dingin yang tak pernah berakhir,
dan sungai darah di daratan Eropa. Tak lama berselang, di bulan Agustus tahun
itu juga, Perang Dunia I dimulai. Jung merasakan bahwa ada suatu keterhubungan
antara dirinya sebagai individu dengan peristiwa kemanusiaan secara umum yang
tidak bisa dijelaskan.
Semenjak
kejadian tersebut sampai tahun 1918 Jung mulai menyusun teorinya sendiri, dan
secara resmi ia lepas dari psikoanlisa dan mendirikan mazhab baru yakni
psikologi analitis. Kegemarannya akan bahasa dan sastra dari tradisi-tradisi
kuno membuat ia bersentuhan dengan agama-agama dan kebudayaan arkaik, yang
berpengaruh besar dalam penyusunan teorinya.
Ada kesamaan
antara Freud dan Jung dalam beberapa hal, di antaranya konsep ego sebagai
komponen kesadaran, dan adanya ketidaksadaran yang mempunyai pengaruh kuat
dalam struktur kepribadian. Hanya saja, menurut Jung di alam tak sadar
(unconscious) bukanlah murni berisi insting seksual, tapi jusru ada suatu
ketidaksadaran kolektif (collective unconscious) yang berisi arketif-arketif
yang diwariskan turun temurun secara ras. Disamping ketidaksadaran kolektif,
ada juga ketidaksadaran pribadi, sebagai bentukan dari pengalaman-pengalaman
yang pernah sadar tapi direpresikan, dilupakan dan diabaikan, yang suatu waktu
bisa muncul kembali ke alam sadar, karena ia memang posisinya cukup dekat
dengan ego.
Dalam
ketidaksadaran pribadi ini juga ada kompleks-kompleks yang merupakan konstelasi
perasaan, pikiran, persepsi-persepsi dan ingatan-ingatan yang memiliki inti
yang bersifat seperti magnet yang menarik berbagai pengalaman ke arahnya.
Kompleks ini bisa menggeser ego dan mengendalikan kesadaran dari kepribadian
manusia.
Ide tentang
ketidaksadaran kolektif merupakan suatu yang orisinal, kontroversial sekaligus
penting dalam teori psikologi analitis yang dibangun oleh Jung. Ketidaksadaran
kolektif adalah gudang memori laten yang diwariskan generasi demi generasi dari
masa lampau, yang bersifat universal. Artinya semua manusia mempunyai
ketidaksadaran kolektif yang sama. Bersama-sama dengan ketidaksadaran pribadi,
mereka mempunyai andil besar dalam struktur kepribadian manusia. Andaikan ego mengabaikan
segi ketidaksadaran ini, akan timbul semacam gangguan-gangguan terhadap
proses-proses rasional sadar berupa simptom, fobia-fobia, delusi dan
irasionalitas. Kesadaraan kolektif tersusun secara struktural oleh ribuan
arketif. Yakni suatu bentuk ide universal yang diwariskan antar generasi.
Beberapa arketip berhasil diidentifikasi, yakni anima, animus, persona, shadow,
ide orang bijak, pahlawan, Tuhan, iblis, arketif energi dll. Arketif ini suatu
waktu terpengaruh oleh daya magnet dari inti kompleks, dan bergerak ke arahnya.
Bersama inti kompleks mereka merembesi dan tembus ke alam sadar lewat
pengalaman-pengalaman, bentuk ritual agama, mimpi-mimpi, mitos,
penglihatan-penglihatan, simptom neurotik dan psikotik, serta karya-karya seni.
Arketif yang cukup penting dalam teori Jung adalah arketif ‘diri’ (Self).
Arketipe ini dilambangkan dengan simbol mandala, yakni sekumpulan lingkaran
atau bujur sangkar konsentris. Simbol mandala ini ditemukan oleh Jung di hampir
semua tradisi dan kebudayaan kuno, di setiap agama, dan setiap mitologi
kesukuan. Simbol ini juga hadir, menurut pengamatan Jung, dalam mimpi pada
kebanyakan orang yang menginjak usia paruh baya, sekitar 35-40 tahunan.
Menurut Jung
merupakan Imago Dei, gambaran Tuhan. Ia merupakan tujuan hidup, yang
menggambarkan kebulatan dan keutuhan. Ia adalah komponen pokok dalam realisasi
diri. Diri adalah titik pusat kepribadian, yang mempersatukan berbagai segi
kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan, dan kestabilan.
Perkembangan
kepribadian menurut Jung, setidaknya didahului oleh perkembangan dan
diferensiasi dari berbagai arketif. Semua arketif harus berkembang secara
sempurna, ego sadar harus bisa menyesuaikan diri antara tuntutan lingkungan
luar maupun kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Keadaan ini berlangsung sampai
menginjak usia paruh baya. Pada saat usia 30-an atau 40-an, terjadi perubahan
radikal dalam kehidupan. Pada usia inilah, minat dan sesuatu yang dikejar pada
masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh minat-minat baru yang lebih
berbudaya. Ia menjadi lebih bijak, lebih filosofis dan lebih spiritual. Inilah
masa dimana terjadi pergeseran pusat kepribadian dari ego sadar kepada ‘diri’
(Self) yang berada di antara wilayah sadar dan ketidaksadaran. Inilah keadaan
ideal, di mana seluruh segi kepribadian dan energi psikis berada dalam
keseimbangan daya-daya yang sempurna. Inilah realisasi diri, sebagai tujuan
kehidupan manusia. Apabila kita melukiskan kesadaran dengan ego sebagai titik
pusatnya, sebagai lawan dari ketidaksadaran, dan apabila sekarang kita
menambahkan pada gambaran jiwa kita proses pengasimilasian ketidaksadaran, maka
kita dapat memandang asimilasi ini sebagai semacam aproksimasi antara kesadaran
dan ketidaksadaran, di mana pusat seluruh kepribadian tidak lagi terletak pada
ego tetapi pada suatu titik tengah antara kesadaran dan ketidaksadaran. Ini
akan menjadi titik dari suatu keseimbangan baru, suatu pusat baru dari seluruh
kepribadian, suatu pusat sejati yang karena posisinya yang terletak di
tengah-tengah kesadaran dan ketidaksadaran, memberikan pada kepribadian suatu
fondasi baru yang lebih kokoh (Jung, 1945 hlm. 219)
3. Maurice Bucke
Maurice Bucke adalah
penggagas teori psikologi pertama yang menempatkan model kesadaran manusia dan
realitas sebagai elemen transpersonal yang terbuka dan melestarikan dogma agama
meskipun penelitian yang ia lakukan didasarkan pada pengalaman hidupnya. Pada
tahun 1872, ia mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya ketika ia memiliki
pengalaman mistik yang singkat yang disebut sebagai Kesadaran Kosmis.
Setelah pengalaman yang mendalam tentang kedekatan yaitu sebuah
pengalaman yang intens hubungan dengan alam semesta. Selain menggambarkan
pengalamannya, ia mengemukakan teori bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap
utama dari kesadaran, antara lain sederhana-kesadaran, kesadaran diri, dan
kesadaran kosmik, yaitu kesadaran yang tidak begitu sering dialami manusia.
Sederhana kesadaran adalah kesadaran tingkat rendah, seperti
kesadaran binatang. Sederhana kesadaran hanya mengetahui informasi yang
diterima dari lingkungan tanpa mengetahui atau menyadari kesadaran dari
informasi tersebut. Contohnya binatang yang bisa mencium bau sesuatu
dilingkungannya tetapi binatang tersebut tidak menyadari apa yang dilakukannya.
Kesadaran
diri adalah kesadaran tingkat sedang namun levelnya lebih tinggi dari sederhana
kesadaran, perbedaannya adalah jika sederhana kesadaran tidak mengetahui dan
menyadari apa yang dilakukannya, kesadaran diri mengetahui dan menyadari apa
yang dilakukannya. Contohnya
manusia mengetahui informasi yang berada dilingkungannya dan menyadari apa yang
dilakukannya.
Kesadaran kosmik adalah kesadaran tingkat tinggi yang digambarkan
sebagai pengalaman mistik seseorang. Kesadaran kosmik berbeda dengan kesadaran
normal, sebab kesadaran kosmik tidak dibatasi oleh objek-subjek, keduanya larut
dalam kesatuan sehingga memberikan pengalaman dari seluruh ciptaan, persepsi langsung
dari kosmor yang didefinisikan oleh rasa kesatuan atau penyatuan. Kehidupan
didunia merupakan bagian dari kesatuan eksistensi yang meliputi segalanya.
Kesatuan eksistensi itu mencapai titik puncaknya pada pusat yang meliputi
segalanya pada “Yang Maha Tunggal”, yaitu “Hidup”, sedangkan “Hidup” yang
menghidupkan susunan alam semesta dan bumi, yang merupakan hakikat serta
rahasianya.
Proses
pemahaman manusia terhadap kosmos biasa dilakukan dengan melaksanakan
ritual-ritual yang diselimuti banyak makna dari simbol. Selain mengalami tiga
tingkat kesadaran, Bucke juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan manusia
memiliki tri-partite psikologis yang
terdiri atas sifat-sifat aktif, intelektual dan moral. Ia mencoba menghubungkan
sifat intelektual seseorang dalam sistem saraf otak dan sifat moral untuk
sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom memiliki dua cabang, yaitu parasimpatis dan simpatis.
BAB III
SIMPULAN
SIMPULAN
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan
lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri
(melalui perhatian).
Kesadaran kosmik adalah keadaan ketika kesadaran jiwa menjadi
stabil dan kesadaran mengamati hadir sepanjang waktu dalam kondisi
terbangun, bermimpi, dan tertidur
Sigmund Freud berpendapat bahwa di bawah
kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang
masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat
ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat.
Sedangkan menurut C.G. Jung bahwa semua manusia mempunyai ketidaksadaran kolektif yang sama.
Bersama-sama dengan ketidaksadaran pribadi, mereka mempunyai andil besar dalam
struktur kepribadian manusia. Dan menurut Maurice Bucke bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap utama dari kesadaran,
antara lain sederhana-kesadaran, kesadaran diri, dan kesadaran kosmik, yaitu
kesadaran yang tidak begitu sering dialami manusia.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
·
Maslow, Abraham.
Psikologi Sains. Teraju:
Oktober 2004
·
Maramis W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press; 2005.
·
https://henkykuntarto.wordpress.com/2011/01/14/meningkatkan-kesadaran/
·
http://fatichaghevi.blogspot.com/2013/12/tingkat-kesadaran-dan-ketidaksadaran_16.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar