Senin, 06 Juli 2015

KESADARAN MANUSIA DAN KOSMIK (TEORI FREUD, C.G JUNG DAN MAURICE BRUCE)

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Kesadaran merupakan kajian utama pada bidang Psikologi pada era William James, namun menjadi tidak fokus utama ketika Psikoanalisis dan Behaviorisme berkembang dengan pesat, namun sejak tahun 1970-an kembali menjadi fokus dalam psikologi setelah banyak penelitian tentang kesadaran. Kesadaran adalah suatu kondisi yang kompleks sehingga timbul beberapa teori dari berbagai bidang untuk menjelaskan hakekat dari kesadaranmisal dari filsafat, psikologi, neurosains, fisika kuantum, matematika, mistik, dan pendekatan Integral.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pelopor psikologi seperti Sigmund Freud dan William James menaruh minat pada pengkajian kesadaran dan ketidaksadaran pikiran. Walaupun demikian, pada sebagian besar abad ke -20, banyak psikolog meninggalkan topik tersebut dan malah memusatkan pada perilaku dan pada imbalan dan hukuman yang menentukan perilaku tersebut. Padahal pada dasawarsa yang lalu, para psikolog dari berbagai cabang tertarik pada topik kesadaran, termasuk hubungannya dengan bawah sadar.
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat.
Kesadaran merujuk pada keawasan kejadian eksternal dan sensasi internal, termasuk keawasan terhadap diri sendiri dan berbagai pikiran tentang pengalaman keadaan fisiologis saat seseorang sedang terlibat dengan lingkungan. Dengan demikian, seseorang yang dalam keadaan tidur tidak sama kesadarannya dengan ketika ia sedang dalam keadaan terjaga.
           Secara garis besar kesadaran itu dibagi menjadi 2 bagian:
1.      Kesadaran pasif
Kesadaran pasif yaitu keadaan dimana seorang individu itu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus eksternal dan stimulus internal.
2.      Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif yaitu keadaan dimana seseorang menitiberatkan pada inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kesadaran manusia?
2.      Apa yang dimaksud dengan kesadaran kosmik?
3.      Bagaimana teori kesadaran menurut para ahli?
C.    Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesadaran manusia
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesadaran kosmik
3.      Untuk mengetahui bagaimana teori kesadaran menurut para ahli


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kesadaran Manusia Dan Kesadaran Kosmis
1.       Kesadaran manusia
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar (Maramis, 1999).
2.      Bentuk kesadaran manusia
Menurut Maramis (1999) bentuk-bentuk kesadarannya, yaitu : kesadaran normal, kesadaran menurun, kesadaran meninggi,kesadaran waktu tidur, kesadaran waktu mimpi, kesdaran waktu disosiasi, trance, dan hipnotis.
1)      Kesadaran normal,suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu sadar tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian, dan orientasinya mencakup ruang, waktu, dan orang  dalam keadaan baik.
2)      Kesadaran yang menurun, suatu bentuk kesadaran yang berkurang secara keseluruhan, kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran,
       Tingkat menurunnya kesadaran :
a.       Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang suatu kejadian tertentu.
b.      Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang masuk (mulai mengantuk)
c.       Somnolensi, menurunya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa malas, dan ingin tidur)
d.      Sopor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan, orientasi,dan pertimbangan
e.       Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran  ditandai dengan tidak ada respon terhadap rangsang yang keras,
3)      Kesadaran yang tinggi adalah bentuk kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsangan. Contoh : Warna terlihat lebih terang dengan suara terdengar lebih keras.
4)      Kesadaran waktu tidur, suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring da tidak bergerak. Contoh :
·         Nonrapid eye movement sleep (nrem sleep) atau tidur tanpa gerak mata cepat
·         Rapid eye movement sleep (REM sleep) atau tidur dengan gerak mata cepat, 20%-25% dari lamanya tidur malam seorang dewasa muda dan ada hubungan dengan mimpi.
5)      Kesadaran waktu disosiasi, suatu bentuk kesadaran ditandai dengan keadaan memisahkan sebagian tingkah laku atau kejadian dirinya secara psikologik dan kesadaran. Bentuk disosiasi, meliputi :
a.       trance, yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya dimulai dengan mendadak. Contoh :Kesurupan, permainan kuda kepang, dan tari keris.
b.      Senjakala histerik atau histerical twilight state, yaitu kehilangan ingatan atas dasar psikologik ditandai kesadaran menurun dan menyempit.
c.       Fugue, yaitu suatu periode penurunan kesadaeran dengan pelarian secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stres (ada keinginan besar untuk mengembara).
d.      serangan histerik, yaitu suatu penampilan emosional yang jelas, dengan unsur menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan lingkungan.
6)   Hipnotis  ialah kesadaran yang sengaja diubah melalui sugesti.
3.      Kesadaran Kosmik
Kesadaran kosmik adalah keadaan ketika kesadaran jiwa menjadi stabil dan kesadaran mengamati hadir sepanjang waktu dalam kondisi terbangun, bermimpi, dan tertidur. Keadaan kesadaran ini kadang-kadang digambarkan dalam tradisi kuno sebagai kondisi lokal maupun non-lokal secara bersamaan. Diri menjadi saksi bisu dari yang tak terbatas, namun tubuh dan pikiran terkondisi local.
Kesadaran kosmis merupakan puncak tertinggi dari nilai filsafat manusia yang dapat di terjemahkan dalam ruang dan waktu, karena dengan kesadaran kosmis kita dapat melihat atau menilai prilaku manusia yang mempunyai nilai-nilai positif atau sebaliknya, sederhananya prilaku adalah representasi dari pemikiran, jika seseorang yang memahami didalam kerangka berpikirnya tentang kesadaran kosmis tetapi prilakunya tidak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, maka mereka adalah orang-orang yang paradoks, atau mereka adalah seseorang yang tidak mempunyai garis keseimbangan didalam kesusilaan jiwa dan jasadnya, karena sebuah garis penyeimbang yang membuat kehidupan manusia menjadi “stabil”.
Garis penyeimbang akan semakin tertampilkan didalam kehidupan jika manusia tersebut dapat merelasikan nilai didalam pola pikirnya yang diejawantahkan kedalam pola tindaknya, jadi titik tekan untuk kesadaran kosmis ini adalah kesinergisan antara pola pikir dan pola tindak manusia. Dan ada beberapa pendeskripsian berbeda tenttang kesadaran kosmis, dua pendeskripsian yang berbeda ini tidak mengurangi kualitas value kosmis, seperti kesadaran kosmis adalah kesadaran yang paling hakiki dan terfokus kepada garis penyeimbang kehidupan,
Contoh : 
1.              Jangan pernah mengotori secret jika tidak mau membersihkan secret
2.             Jangan pernah berkata tentang kebenaran jika tidak mau melakukan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.
3.             Jangan pernah menyatakan sebagai organisatoris jika tidak mempunyai rasa mencintai terhadap organisasi.
4.             Jangan pernah mengatakan suka dalam hidup berkelompok jika fakta hidupnya tidak menghargai orang lain.
Contoh-contoh diatas yang mewakilkan tentang pendeskripsian kesadaran kosmis. Dan jika kita lihat pada abad 20 kebawah, banyak filsuf atau ilmuwan yang menjadi sukses bukan hanya semata-mata dapat menciptakan ilmu pengetahuan baru, tetapi mereka dapat memahami tentang kesadaran kosmis dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, sehingga banyak masyarakat pada saat itu yang mempercayai karena melihat prilaku filsuf atau ilmuwan tersebut yang sesuai dengan kearifan dan bijaksana,  menjadikan buah ilmunya sebagai obat untuk memudahkan kehidupan masyarakat.

B.     Teori Kesadaran Manusia Menurut Para Ahli
1.      Sigmund Freud
Menurut Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis diibaratkan fenomena gunung es di tangah lautan luas yang ada dalam alam sadar atau kesadaran, sedangkan yang berada dibawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak disadari atau ketidaksadaran. Menurut Freud di dalam ketidaksadaran inilah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi.
Dalam kehidupan psikis terdapat tiga unsur penting yang membentuk kepribadian, yaitu : Das Es (the id), Das Ich (the ego), dan Das UeberIch (the super ego).
Das Es (the id) merupakan bentuk ketidaksardaran, aspek biologis kepribadian, dan memiliki prinsip kesenangan berisi insting dan nafsu, terutama nafsu seksual (libido) serta pendorong.
Das Ich (the ego) merupakan kehidupan psikis, aspek sosiologis kepribadian, dan memiliki unsur kesadaran yang memiliki kemmapuan menghayati secara lahiriyah dan batiniah. Memiliki prinsip kenyataan dan mampu beradaptasi dengan kenyataan, serta mampu menjadi filter keluarganya dorongan instingsif dari Das Es sehingga dapat menghambatdan mengendalikan prinsip kesenangan.
Freud mengemukakan teori topografi tentang,kesadaran. Tingat kesadaran menurutnya dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : alam sadar, alam prasadar, dan alam tak sadar.
1.      Alam sadar
Alam sadar merupakan bagian kecil dari kehidupan psikis yang merupakan sistem yang disadari. Kesadaran  ini diperoleh melalui pengamatan (persepsi) baik berasal dari luar dirinya (eksternal) maupun yang dari dalam dirinya (internal). Alam sadsar memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam prasadar.
Dalam kehidupan psikis, ternyata hanya bahan-bahan yang berasal dari alam prasadar yang dapat masuk ke alam sadar, sedangkan hal-hal lain berada diluar kesadaran. Kesadaran itu sendiri merupakan fenomena subjektif yang isinya hanya dapat dikomunikasikan malalui perilaku dan bahasa.
2.      Alam prasadar atau bawah sadar.
Alam prasadar merupakan jembatan penghubung antara alam tak sadar dan alam sadar. Kehidupan psikis alam prasadar disebut proses berpikir sekuder yang memiliki prinsip kenyataan dan bertujuan menghambat munculnya keinginan instingtif, menghindari ketidak  senangan dan mengikat energi psikis agar sesuai dengan kenyataan dan ajaran serta norma individu.
Alam prasadar berisikan kehidupan psikis yang laten dan tanggapan yang dapat diingat sehingga sewaktu-waktu dapat dimunculkan kembali melalui ingatan. Persepsi, dan reproduksi. Alam prasadzr menjaga agar hasrat yang mencemaskan dan bertentangan dengan realitas tidak keluar ke alam sadar.
3.      Alam tak sadar
Alam tak sadar merupakan sistem dinamis yang berisi berbagaia ide dan efek yang ditekan atau terdesak. Hal-hal yang ada dalam alam tidak sadar dapat dimunculkan kembali ke alam sadar karena ada sensor maupun resepsi dari alam prasadar dibuat tak berdyaa seperti pada pembentukan gejala neurotik, dalam keadaan mimpi, atau dikelabuhi melalui lelucon.        
Kehidupan psikis pada alam tak sadar disebut proses berpikir primer yang mengutamakan pemuasan keinginan dan erat berkaitan dengan prinsip kesenangan (hedoinisme) dan naluri seksual. Alam tak sadar berisis kekuatan pokok, yaitu nafsu-nafsu yang merupakan ungkapan libido sebagai sumber segala nafsu yang hendak tampak keluar.
Menurut Kaplan H. Dkk (1997),alam tak sadar memiliki 5 ciri, yaitu :
a)      Berhubungan ertat dengan dorongan insting, yaitu dorongan seksual dan dorongan mempertahankan diri
b)      Isi alam tak sadar terbatas pada harapan yang mencari pemenuhan sehingga menimbulkan motivasi
c)      Alam tak sadar ditandai proses beepikir primer yang memiliki tujuan utama mempermudah pemenuhan harapan dan pelepasan insting yang diatur oleh prinsip kesenangan.
d)     Ingatan yang berada dalam alam tak sadar mudah dilepaskan dengan simbol verbal
e)      Isi yang  ada dalam alam tak sadar, untuk dapat disadari, harus melalui alam prasadar dengan mengalahkan sensor penghambat.
Hampir semua tokoh-tokoh dari psikologi transpersonal, berusaha sedapat mungkin memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi modern mengarah kepada proses mental, maka definisi awal psyche sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul, atau jiwa.
Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen penting kepribadian manusia.Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun teorinya, tepatnya di tahun 1869, von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious.
Dalam buku tersebut ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, di mana Schopenhauer sendiri secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam khazanah mistik Timur : Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat. Sedangkan Freud sendiri mengambil konsep Id dari buku George Groddeck, The Book of the It, yang mengambil konsep eksistensi Tao Kosmos atau Ruh (spirit) Universal.
Apa yang dirintis Freud saat itu, setidaknya membuka jalan bagi suatu pandangan bahwa apa yang nampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian kecil dari kepribadian. Manusia tetaplah memiliki aspek yang tersembunyi dalam dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari apa yang tidak nampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, tapi ia berhasil membuka jalan bagi penerusnya dalam hal ini Jung untuk menempatkan aspek spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.
Hampir semua tokoh dari psikologi aliran ini berusaha memberikan arti bernuansa spiritual terhadap kata psikologi. Mereka sering merujuk pada akar katanya, yaitu psyce. Jika definisi modern mengarah pada proses mental, definisi awal psyche sebenarnya adalah napas kehidupan, ekuivalen dengan makna soul atau jiwa. Sigmund Freud dipandang sebagai pelopor ke arah psikologi transpersonal atas jasanya memetakan ketidaksadaran sebagai komponen penting kepribadian manusia. Tiga puluh tahun sebelum Freud menyusun teorinya, tepatnya tahun 1869, Von Hartmann menerbitkan buku Philosophy of The Unconscious. Dalam buku tersebut, ia menjelaskan filsafat Schopenhauer, bahwa Schopenhauer pun secara eksplisit mengambil konsep tersebut dalam khazanah mmistik Timur: Buddha dan Upanishad. Dijelaskannya bahwa di bawah kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang pada sebagian besar orang masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang menjadi sosok hebat. Adapun Freud mengambil konsep id dari buku George Groddeck, The book of The It, yang mengambil konsep eksistensi tao kosmos atau roh (spirit) universal. Hal tersebut setidaknya membuka jalan bagi suatu pandangan bahwa semua yang tampak dalam perilaku manusia, sebenarnya hanyalah bagian kecil dari kepribadian. Manusia tetap memiliki aspek tersembunyi dalam dirinya, yang justru sebagian besar perilaku yang tampak hanyalah manifestasi dari apa yang tidak tampak, yang disebut sebagai ketidaksadaran. Meskipun Freud menempatkan hal-hal yang negatif bagi konstruksi ketidaksadaran, ia berhasil membuka jalan bagi penerusnya (Jung) untuk menempatkan aspek spiritual terhadap ketidaksadaran manusia.
2.      Carl Gustav Jung
Pada mulanya ia begitu diharapkan akan meneruskan jejak gurunya, Sigmund Freud, dalam memperkuat teori psikonalisa. Hanya saja, penekanan yang berlebihan terhadap seksualitas sebagai landasan pokok teori Freud, kurang memuaskannya. Tambahan lagi, suatu visi, tepatnya mimpi yang begitu nyata, membuat Jung mulai membuat penafsiran yang berbeda sebagaimana teori mimpi yang dibangun di psikoanalisa.
Pada tahun 1913, sebuah mimpi dialaminya. Ia melihat banjir besar meliputi seluruh daratan Eropa. Bahkan sampai ke wilayah-wilayah pegunungan di Swiss, negerinya sendiri. Ribuan orang tenggelam. Peradaban manusia di ambang kehancuran. Perlahan air bah yang demikian besar tadi berubah menjadi darah. Visi tadi berlanjut beberapa minggu kemudian dengan mimpi musim dingin yang tak pernah berakhir, dan sungai darah di daratan Eropa. Tak lama berselang, di bulan Agustus tahun itu juga, Perang Dunia I dimulai. Jung merasakan bahwa ada suatu keterhubungan antara dirinya sebagai individu dengan peristiwa kemanusiaan secara umum yang tidak bisa dijelaskan.
Semenjak kejadian tersebut sampai tahun 1918 Jung mulai menyusun teorinya sendiri, dan secara resmi ia lepas dari psikoanlisa dan mendirikan mazhab baru yakni psikologi analitis. Kegemarannya akan bahasa dan sastra dari tradisi-tradisi kuno membuat ia bersentuhan dengan agama-agama dan kebudayaan arkaik, yang berpengaruh besar dalam penyusunan teorinya.
Ada kesamaan antara Freud dan Jung dalam beberapa hal, di antaranya konsep ego sebagai komponen kesadaran, dan adanya ketidaksadaran yang mempunyai pengaruh kuat dalam struktur kepribadian. Hanya saja, menurut Jung di alam tak sadar (unconscious) bukanlah murni berisi insting seksual, tapi jusru ada suatu ketidak­sadaran kolektif (collective unconscious) yang berisi arketif-arketif yang diwariskan turun temurun secara ras. Disamping ketidaksadaran kolektif, ada juga ketidaksadaran pribadi, sebagai bentukan dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tapi direpresikan, dilupakan dan diabaikan, yang suatu waktu bisa muncul kembali ke alam sadar, karena ia memang posisinya cukup dekat dengan ego.
Dalam ketidaksadaran pribadi ini juga ada kompleks-kompleks yang merupakan konstelasi perasaan, pikiran, persepsi-persepsi dan ingatan-ingatan yang memiliki inti yang bersifat seperti magnet yang menarik berbagai pengalaman ke arahnya. Kompleks ini bisa menggeser ego dan mengendalikan kesadaran dari kepribadian manusia.
Ide tentang ketidaksadaran kolektif merupakan suatu yang orisinal, kontroversial sekaligus penting dalam teori psikologi analitis yang dibangun oleh Jung. Ketidaksadaran kolektif adalah gudang memori laten yang diwariskan generasi demi generasi dari masa lampau, yang bersifat universal. Artinya semua manusia mempunyai ketidaksadaran kolektif yang sama. Bersama-sama dengan ketidaksadaran pribadi, mereka mempunyai andil besar dalam struktur kepribadian manusia. Andaikan ego mengabaikan segi ketidaksadaran ini, akan timbul semacam gangguan-gangguan terhadap proses-proses rasional sadar berupa simptom, fobia-fobia, delusi dan irasionalitas. Kesadaraan kolektif tersusun secara struktural oleh ribuan arketif. Yakni suatu bentuk ide universal yang diwariskan antar generasi. Beberapa arketip berhasil diidentifikasi, yakni anima, animus, persona, shadow, ide orang bijak, pahlawan, Tuhan, iblis, arketif energi dll. Arketif ini suatu waktu terpengaruh oleh daya magnet dari inti kompleks, dan bergerak ke arahnya. Bersama inti kompleks mereka merembesi dan tembus ke alam sadar lewat pengalaman-pengalaman, bentuk ritual agama, mimpi-mimpi, mitos, penglihatan-penglihatan, simptom neurotik dan psikotik, serta karya-karya seni. Arketif yang cukup penting dalam teori Jung adalah arketif ‘diri’ (Self). Arketipe ini dilambangkan dengan simbol mandala, yakni sekumpulan lingkaran atau bujur sangkar konsentris. Simbol mandala ini ditemukan oleh Jung di hampir semua tradisi dan kebudayaan kuno, di setiap agama, dan setiap mitologi kesukuan. Simbol ini juga hadir, menurut pengamatan Jung, dalam mimpi pada kebanyakan orang yang menginjak usia paruh baya, sekitar 35-40 tahunan.
Menurut Jung merupakan Imago Dei, gambaran Tuhan. Ia merupakan tujuan hidup, yang menggambarkan kebulatan dan keutuhan. Ia adalah komponen pokok dalam realisasi diri. Diri adalah titik pusat kepribadian, yang memper­satukan berbagai segi kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan, dan kestabilan.
Perkembangan kepribadian menurut Jung, setidaknya didahului oleh perkembangan dan diferensiasi dari berbagai arketif. Semua arketif harus berkembang secara sempurna, ego sadar harus bisa menyesuaikan diri antara tuntutan lingkungan luar maupun kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Keadaan ini berlangsung sampai menginjak usia paruh baya. Pada saat usia 30-an atau 40-an, terjadi perubahan radikal dalam kehidupan. Pada usia inilah, minat dan sesuatu yang dikejar pada masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh minat-minat baru yang lebih berbudaya. Ia menjadi lebih bijak, lebih filosofis dan lebih spiritual. Inilah masa dimana terjadi pergeseran pusat kepribadian dari ego sadar kepada ‘diri’ (Self) yang berada di antara wilayah sadar dan ketidaksadaran. Inilah keadaan ideal, di mana seluruh segi kepribadian dan energi psikis berada dalam keseimbangan daya-daya yang sempurna. Inilah realisasi diri, sebagai tujuan kehidupan manusia. Apabila kita melukiskan kesadaran dengan ego sebagai titik pusatnya, sebagai lawan dari ketidaksadaran, dan apabila sekarang kita menambahkan pada gambaran jiwa kita proses pengasimilasian ketidaksadaran, maka kita dapat memandang asimilasi ini sebagai semacam aproksimasi antara kesadaran dan ketidaksadaran, di mana pusat seluruh kepribadian tidak lagi terletak pada ego tetapi pada suatu titik tengah antara kesadaran dan ketidaksadaran. Ini akan menjadi titik dari suatu keseimbangan baru, suatu pusat baru dari seluruh kepribadian, suatu pusat sejati yang karena posisinya yang terletak di tengah-tengah kesadaran dan ketidaksadaran, memberikan pada kepribadian suatu fondasi baru yang lebih kokoh (Jung, 1945 hlm. 219)
3.      Maurice Bucke
            Maurice Bucke adalah penggagas teori psikologi pertama yang menempatkan model kesadaran manusia dan realitas sebagai elemen transpersonal yang terbuka dan melestarikan dogma agama meskipun penelitian yang ia lakukan didasarkan pada pengalaman hidupnya. Pada tahun 1872, ia mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya ketika ia memiliki pengalaman mistik yang singkat yang disebut sebagai Kesadaran Kosmis.
            Setelah pengalaman yang mendalam tentang kedekatan yaitu sebuah pengalaman yang intens hubungan dengan alam semesta. Selain menggambarkan pengalamannya, ia mengemukakan teori bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap utama dari kesadaran, antara lain sederhana-kesadaran, kesadaran diri, dan kesadaran kosmik, yaitu kesadaran yang tidak begitu sering dialami manusia.
            Sederhana kesadaran adalah kesadaran tingkat rendah, seperti kesadaran binatang. Sederhana kesadaran hanya mengetahui informasi yang diterima dari lingkungan tanpa mengetahui atau menyadari kesadaran dari informasi tersebut. Contohnya binatang yang bisa mencium bau sesuatu dilingkungannya tetapi binatang tersebut tidak menyadari apa yang dilakukannya.
            Kesadaran diri adalah kesadaran tingkat sedang namun levelnya lebih tinggi dari sederhana kesadaran, perbedaannya adalah jika sederhana kesadaran tidak mengetahui dan menyadari apa yang dilakukannya, kesadaran diri mengetahui dan menyadari apa yang dilakukannya. Contohnya manusia mengetahui informasi yang berada dilingkungannya dan menyadari apa yang dilakukannya.
            Kesadaran kosmik adalah kesadaran tingkat tinggi yang digambarkan sebagai pengalaman mistik seseorang. Kesadaran kosmik berbeda dengan kesadaran normal, sebab kesadaran kosmik tidak dibatasi oleh objek-subjek, keduanya larut dalam kesatuan sehingga memberikan pengalaman dari seluruh ciptaan, persepsi langsung dari kosmor yang didefinisikan oleh rasa kesatuan atau penyatuan. Kehidupan didunia merupakan bagian dari kesatuan eksistensi yang meliputi segalanya. Kesatuan eksistensi itu mencapai titik puncaknya pada pusat yang meliputi segalanya pada “Yang Maha Tunggal”, yaitu “Hidup”, sedangkan “Hidup” yang menghidupkan susunan alam semesta dan bumi, yang merupakan hakikat serta rahasianya.
      Proses pemahaman manusia terhadap kosmos biasa dilakukan dengan melaksanakan ritual-ritual yang diselimuti banyak makna dari simbol. Selain mengalami tiga tingkat kesadaran, Bucke juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan manusia memiliki tri-partite psikologis yang terdiri atas sifat-sifat aktif, intelektual dan moral. Ia mencoba menghubungkan sifat intelektual seseorang dalam sistem saraf otak dan sifat moral untuk sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom memiliki dua cabang, yaitu parasimpatis dan simpatis.

BAB III
SIMPULAN

Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
Kesadaran kosmik adalah keadaan ketika kesadaran jiwa menjadi stabil dan kesadaran mengamati hadir sepanjang waktu dalam kondisi terbangun, bermimpi, dan tertidur
Sigmund Freud berpendapat bahwa di bawah kesadaran individu terletak kesadaran kosmis, yang dalam sebagian besar orang masih dalam bentuk ketidaksadaran, yang bisa dibangkitkan. Dengan membuat ketidaksadaran ini menjadi sadar, seseorang tersebut akan menjadi sosok hebat. Sedangkan menurut C.G. Jung bahwa semua manusia mempunyai ketidaksadaran kolektif yang sama. Bersama-sama dengan ketidaksadaran pribadi, mereka mempunyai andil besar dalam struktur kepribadian manusia. Dan menurut Maurice Bucke bahwa manusia mampu mengalami tiga tahap utama dari kesadaran, antara lain sederhana-kesadaran, kesadaran diri, dan kesadaran kosmik, yaitu kesadaran yang tidak begitu sering dialami manusia.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

·        Maslow, Abraham. Psikologi Sains. Teraju: Oktober 2004
·        Maramis W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; 2005.
·        https://henkykuntarto.wordpress.com/2011/01/14/meningkatkan-kesadaran/
·        http://fatichaghevi.blogspot.com/2013/12/tingkat-kesadaran-dan-ketidaksadaran_16.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar